Sekitar 100.000 buruh akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Gedung DPR, Jakarta, pada 14 Mei 2022. Demonstrasi ini merupakan rangkaian peringatan May Day atau Hari Buruh 2022.
Hal ini telah dikonfrimasi oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal terkait demo buruh yang akan datang.
“Jumlah massa 100.000 orang dari pukul 10.00 WIB sampai 12.00 WIB, ada 15 tuntutan kepada DPR RI,” kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam konferensi pers virtual.

koranbatam.com
Selain Partai Buruh, terdapat empat konfederasi serikat pekerja yang akan ikut pada aksi tersebut.
Keempatnya adalah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPBI), dan Konfederasi Serikat Pekerja Sejahtera Indonesia (KSBSI).
Selain itu, akan diikuti oleh sekitar 50-60 federasi serikat pekerja tingkat nasional, Serikat Petani Indonesia (SPI), Jala PRT, UPC, forum guru honorer, gerakan perempuan Indonesia, buruh migran, ojol, oganisasi pemuda dan kemahasiswaan.
Usai menggelar aksi di gedung parlemen, para peserta unjuk rasa nantinya akan pindah ke Jakarta International Stadium (JIS) dan di lokasi tersebut para pekerja akan mengadakan Perayaan May Day.
Baca Juga:

antarafoto.com
Terkait penggunaan JIS, Said menegaskan pihaknya akan memberikan uang jaminan untuk menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang.
“Kita bayar kalau menggunakan JIS sesuai peruntukannya, bahkan kami akan membayar uang jaminan, itu biasa di GBK, Istora, di Sport Mal Kelapa Gading, itu biasa, itu namanya ada uang jaminan,” terang Said.
Aksi 14 Mei itu tidak hanya di Jakarta tetapi akan diikuti puluhan ribu buruh di Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Medan, Batam, Ternate, Gorontalo, Manokwari, dan ratusan kota besar lainnya.

suara.com
Said mengatakan, aksi tersebut akan dilakukan di depan kantor KPU dengan mengedepankan tuntutan pemilu yang jujur dan adil, menolak politik uang, dan pemilu harus dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
“Dari KPU, aksi akan dilanjutkan di Bundaran Hotel Indonesia dengan menyuarakan tuntutan tolak omnibus law, turunkan harga kebutuhan bahan pokok, dan copot Menteri Perdagangan yang telah kalah dengan mafia minyak goreng,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.