Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta kembali dibuka setelah sempat ditiadakan pada 11 Maret 2020 akibat pandemi.
Syafrin Liputo selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengungkapkan, kegiatan HBKB atau lebih dikenal dengan sebutan car free day (CFD) harus tetap mengikuti protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan scan aplikasi PeduliLindungi.
“Seluruh masyarakat pengunjung HBKB yang akan beraktivitas di lokasi pelaksanaan HBKB terbatas agar memenuhi ketentuan-ketenuan yang telah ditetapkan untuk kebaikan bersama, serta kami imbau untuk tetap membawa masker dan digunakan saat suasana sangat ramai,” katanya, dikutip dari laman CNN Indonesia.
Baca Juga:
Antusiasme masyarakat dalam pembukaan car free day di Jakarta

Ilustrasi (Unsplash/Mufid Majnun)
Pembukaan car free day di Jakarta sudah berlaku sejak Minggu (22/5). Akibatnya, masyarakat di Jakarta berbondong-bondong mendatangi lokasi CFD, salah sataunya di Sudirman-Thamrin.
Berdasarkan info yang dikutip dari Kompas, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengungkapkan, antusiasime masyarakat di CFD Sudirman-Thamrin mengakibatkan pihaknya kewalahan.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya masyarakat yang mengikuti kegiatan CFD. Sehingga, petugas mengalami kesulitan saat mengontrol penggunaan PeduliLindungi untuk akses masuk ke lokasi CFD.
“Memang evaluasinya tentu kedisiplinan masyarakat untuk menggunakan akses PeduliLindungi langsung ke area car free day [CFD],” ungkapnya pada Minggu (22/5).
CFD tidak boleh ada pedagang kaki lima (PKL)

Ilustrasi (Unsplash/Gema Saputera)
Syafrin mengatakan, pelaksanaan CFD hanya boleh dilakukan untuk kegiatan olahraga dan tidak boleh ada pedagang kaki lima.
“HBKB terbatas boleh dilakukan hanya untuk kegiatan olahraga. Di lokasi juga akan kami pastikan dan tidak ada kegiatan partisipan dan pedagang kaki lima [PKL],” katanya.
Sebagai informasi, pelaksanaan car free day berlangsung dari pukul 06.00-10.00 WIB. Setelah itu, masyarakat akan dibubarkan untuk menghindari kerumunan.
“Selanjutnya partisipan kami larang karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan,” kata Syafrin.