Peningkatan status aktivitas Gunung Anak Krakatau dari waspada (level II) kini menjadi ke siaga (level III).
Oleh karena itu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta kepada masyarakat di pesisir selatan Jawa dan Sumatera mewaspadai gelombang tsunami, terutama pada malam hari.
“Karena malam hari sulit untuk bisa melihat secara faktual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers pada Senin (25/04/2022).

volcanodiscovery.com
Ia juga mengatakan, BMKG bersama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan terus memantau permukaan air laut.
“Terus memonitor perkembangan aktivitasnya [Gunung Anak Krakatau] dan muka air laut di Selat Sunda,”katanya dikutip dari Kompas.
Di sisi lain, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyoroti peningkatan aktivitas masyarakat di sekitar Selat Sunda dan di sepanjang Pantai Anyer menjelang Idul Fitri 2022.
Baca Juga:

rmolbanten.com
Ia berharap masyarakat selalu memperhatikan informasi dari Selat Sunda berbagai instansi tentang kondisi Gunung Anak Krakatau dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, menurutnya kondisi-kondisi yang mengarah pada situasi potensi bencana pasti akan diinformasikan.

monitor.co.id
Apa yang terjadi di Gunung Anak Krakatau?
Sebelumnya telah diberitakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat sejak Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB. Kepala Badan Geologi, Eko Budi, mengatakan ada perubahan letusan gunung berapi.
Awalnya letusan didominasi oleh abu, kemudian berubah menjadi tipe strombolian yang mengakibatkan berbagai letusan lava pijar pada 17 April 2022.
Lava pijar tersebut kemudian mengalir dan masuk ke laut pada Sabtu (23/4/2022). Hujan abu dikatakan telah muncul di beberapa wilayah di sekitar Gunung Anak Krakatau.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan memastikan situasi tidak berbahaya hingga mengganggu arus mudik. Hendra menegaskan, hujan abu sering terjadi saat erupsi.